Nama Daerah
Babadotan (Sunda); wedusan, bandotan (Jawa); rumput tahi ayam, daun tombak (Sumatera)
Morfologi Tanaman
Tumbuhan herba semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-50 cm dan bercabang banyak. Batangnya berbentuk bulat, lunak dan berbulu tebal. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau atau hijau kekuningan dan kuning berbintik hijau, bunganya banyak kecil-kecil berkumpul dalam satu tabung, warna bunganya ada yang berwarna ungu dan yang berwarna putih.
Bagian yang Dimanfaatkan dan Kandungannya
Bagian yang dimanfaatkan adalah akar dan daun. Daun mengandung minyak asiri.
Pemanfaatan
Digunakan untuk mengobati disentri, diare, dan luka.
Cara Penggunaan
1. Akar sebanyak 30 g direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya selagi hangat untuk mengatasi disentri, diare, atau panas.
2. Akar ditumbuk lalu oleskan pada badan yang terkena luka senjata tajam.
3. Daun ditumbuk halus untuk sakit dada dan luka atau dibalurkan untuk sakit perut dan diare.
Info Lain
Tumbuhan memiliki daya racun. Bandotan juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan insektisida dan nematisida.
Kontraindikasi
Beberapa jenis bandotan tidak aman bila digunakan untukjangka waktu yang panjang atau dalam dosis tinggi. Penggunaanjangka panjang dari bentuk-bentuk lain dari bandotan dapat menyebabkan pusing, muntah, mulut kering, haus, dan mimisan. Jika mengonsumsi dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan kejang dan masalah pernapasan yang parah.